class='single'>

Just another free Blogger theme

Kamis, 27 Januari 2022

 

Perjalanan tak selalu tentang berjalan
Terkadang kita butuh waktu untuk berhenti
Menambah perbekalan meriksa kembali kemana arah dan tujuan

Jangan memaksakan diri, lebih baik berhenti
Istirahatkan raga hilangkan penatnya hati
Koreksi diri mungkin ada hal-hal yang terlupa atau harus di benahi

Jangan hanya tahu cara untuk pergi
Tanpa mau memperbaiki
Mungkin kamu senang berpindah haluan
Tanpa mencoba fokus ke satu tujuan

Memahami mengerti bahwa memilih pasangan
Ini bukan hanya tentang sesuatu cinta
Ini tentang menemani ibadahmu
Sampai waktu-Nya menutup mata

Namu ada beberapa yang perlu mendapat perhatian
Sebelum kita menempuh perjalanan panjang
Bila Ijab-Kabul telah tertunaikan
Bahwa kita telah siap untuk bisa memahami
Serta saling mengerti sevisi-semisi

Kita di lahirkan memiliki kekurangan dan kelebihan
Menuntutya untuk sempurna sesuai yang kita inginkan
Seperti membengkokkan kayu secara perlahan

Sevisi, keluarga seperti apa yang ingin kita bangun
Sebab berjalan tanpa tujuan adalah hal yang sangat melelahkan
Cukup banyak mereka yang berhenti di tengah jalan
Karena di awal visi hendak di bangun buram

Semisi, untuk mengngokohkannya dengan do’a-do’a
Serta yakin akan pertolongan-Nya bisa dan mampu meraih bahagia
Terpenting adalah keridhoan-Nya
Mendapatkan rahmat-keberkahan
Dijadikan keluarga damai sejuk lagi tentram
Karena ini merupakan suatu ibadah yang panjang

Gambar; Visi-Misi


Selasa, 25 Januari 2022

 

Ada yang rela menunggu dengan sabar
Hanya untuk sebuah kabar
Ada getar yang getir ketika diheningnya malam
Layaknya menggali rindu pada saat malam memelukan gulita
Ibarat sebuah lagu yang berbisik
Berlirik mengganggu menagih rindu untuk sebuah temu
Karena peluk menjadi tempat untuk pulang
Ketika dunia mulai terasa tidak nyaman

Kabel-kabel saling melilit
Melingkar-lingkar menjadi kusut dan mematikan
Isi di kepalamu, tidak jauh beda!!

Ada yang mencintai dari jarak jauh
Dari jarak-jarak yang berusaha membuat rapuh
Tetapi ada do’a-do’a yang membuatnya menjadi utuh

Meski pintu rumah dan hatimu di tutup rapat
Akan ada yang terungkap, dari seseorang yang ingin aku dengar
Entah itu rasa cemburu yang selama ini terasa pilu
Atau rindu yang selama ini malu-malu

Bulan melengkung tersenyum
Pada rindu-rindu yang baru
Yang menanti malam minggu
Untuk segera bertemu

Maghrib ini dalam do’aku
Engkau menjelma angin
Yang turun sangat perlahan dari nun di sana
Bersijingkat di jalan
Menyentuh-nyentuhkan air mata yang jatuh di pipi
Hingga menyejukan isi di dalam hati

Rindu ini di kuatkan oleh do’a-do’a
Yang tabah di uji jarak antar kota

Gambar; Bundaran HI


 

Selasa Puisi
Menyebut pertemuan “malam” di InstaStory
Menyusun juga menyitir puisi
Untuk mengetuk pintu hati
Para kuli tambang, usai seharian membanting tulang

Di rasa sudah kalah telak oleh kerasnya dunia
Sang anak itupun pergi pulang untuk berkunjung ke ibunya
Berharap kuat dan tabah mengalir di nadinya
Meminta Restu dari bawah telapak kakinya

Bila ada kesetiaan yang tidak luntur oleh cuaca
Sukma-Purnama adalah salah satu pemiliknya
Sebab, hanya melihat tanpa pernah menyentuhnya

Diantara serbuk sari
Pelajarannya akan berkelana
Menumbuhkan kisah baru yang jauh lebih indah
Siapapun yang sabar dan tabah seperti bunga
Akan indah seperti Purnama dan Sukma

Ku tatap langit malam ini untuk ku titip rindu
Ku harap angin akan menyampaikannya padamu.

Gambar; Sukma-Purnama

Senin, 24 Januari 2022


Kita pernah sedekat nadi
Jauh seperti sejaunya matahari

Merangsang bayangan yang setia
Mengonstruksikan jejak menyusuri indahnya bumi

Tertutur bukan masalah geografis
Ada bingkai merayakan hidup
Ada perasaan yang tertinggal

Membawa melintasi ruang-ruang imajinasi
Dari sendunya lampu-lampu ibu kota, bentangan pulau dan lautan

Merengkuh manisnya cinta, tetapi di saat bersamaan
Menelan pahitnya penghianatan

Jiwa periang hilang seketika
Berubah menjadi melankolis
Kau telah mengutuk hati ini
Hingga meneteskan bulir-bulir air mata

Mewujudkan impian yang ingin baru di mulai
Lalu kau siramkan air garam mematikan

Gambar; Sungai Kapuas



A    ku titipkan
S    salam lewat
S    emilir
A    ngin dan
L    antunan asma
A    llah yang
M   asih melekat pada
U    mmat-Nya
A    ndai
L    angit mendengar
A    ku
I     ngin
K    irimkan
U    capan, aku
M    erindukanmu

"Do’a terbaik" Mungkin, laki – laki yang menikahi wanita solehah, itu sudah biasa,
akan tetapi laki – laki yang berusaha membawa wanitanya untuk menjadi bidadari syurga, itu sungguh luar biasa.

Jika ada seserang yang di takdirkan untukmu, sejauh apapun dia, sesering apapun dia singgah, dia pasti akan kembali, meski terkadang perlu air mata untuk menerimanya.

Di samping itu jangan pernah lupa untuk berdo'a dan berusaha
Do'a-do'a yang sering kau ucapkan, mungkin akan tiba di masa yang akan datang, karena kita tidak pernah tahu do'a yang mana dan usaha yang keberapa yang akan terkabul.
Karena tugas kita hanya memperbanyak.

Jika banyak orang-orang di luar sana bilang; 
"Jangan bermimpi terlalu tinggi, dan jangan berharap mimpimu menjadi nyata, kamu itu orang biasa, jalani saja yang sewajarnya"

Tak apa, mimpi kita memang terlalu tinggi
Tetapi mereka, tidak punya mimpi !!

Karena tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk di capai, yang ada hanya terlalu rendah untuk melangkah, cukuplah kamu berjalan dalam mengejar mimpi, tak perlu berlari
Karena hidup itu tentang sebuah perjalanan, bukan pelarian.

Dan setiap orang berhak mempunyai mimpi
Tapi tidak semua orang bisa membangkitkan semangat tinggi
Maka bermimpilah dalam hidup, jangan hidup di dalam mimpi

Apabila semua orang sibuk mengejar mimpi setinggi-tingginya
Aku masih berada di tempat terendah, untuk mengejar mimpi yang lebih tinggi dari tempat yang serendah-rendahnya.



Gambar; Sukma Indra



 Tatkala rindu mulai berulah

Malam hanyalah film bergenre sepi
Kadang tak sisakan apa-apa selain puisi

Bacalah Seperti Lengkung pelangi setelah gerimis
Sebelum malam membungkam dalam selambu kelam
atau Seperti rona kehadiran malam pada serambi petang
"Itulah gubahan tentangmu dari lubuk hati yang terdalam"

Rintik gerimis yang berselimut rindu
Mulai turun menambah kegelisahan rasa
Di sela-sela tegukan kopi hitam di saat malam

Lalu suaramu mendengung di Sanubari
Dan menghantui relung jiwaku
Menerka sosok rupamu
Bagai jatuh cinta pada suara adzan
tanpa tahu sang muadzin

Pada waktu yang semakin renta
Aku hanya mampu menuliskan sebait cerita
Tentang Rasa yang Tanpa ujung
Se-iring denyut degup di dalam palung

Meski raga tak mampu mendekat
namun rasa seakan  terikat tanpa sekat

Sampai waktu gulita menyunting sepi
Aku hanya mampu memahat sebaris do’a
Dalam sedangkup ikhlas yang bertengadah
Mengiring mimpi indah dalam setapak lelapmu
Hingga akhirnya kau akan terjaga pada pagi yang rindu

Rindu sengaja memberi rasa sesak yang hebat di dada
Karena tuhan ingin selalu mendengar kita
untuk mengadu dan berdo’a kepadanya

Di balik kaca yang berdebu
Aku sangat merindukanmu

Jika engkau tahu
Kepadamulah rindu ini tertuju
Kepadamulah rindu berlabuh

Kepada waktu
Aku titipkan rindu yang tak terjeda
Walaupun hanya lewat Sebait do’a
Hamba Allah


Minggu, 23 Januari 2022

 

Sukma Indra

Tersenyumlah
Bukan karena hidup untuk memberikanmu alasan untuk tersenyum
Namun karena senyummu adalah alasan orang lain tersenyum

Tuhan
Beri aku senyum dan beri dia cinta
Jadi aku tersenyum dia jatuh cinta

Ciieee yang lagi senyum

Cinta itu seperti halnya angin
Kamu tidak bisa melihatnya
Tapi kamu bisa merasakannya

Tuhan sudah merencanakan aku dan kamu bertemu di suatu waktu

Jika engkau hadir
Hadirmu akan aku buat betah
Sehingga kau akan tinggal
Dan bukan sekedar singgah

Walaupun tidak bisa sekuat hujan yang menyatukan langit dan bumi
Jadilah selembut do’a yang menyatukan harapan dan takdir