class='single'>

Just another free Blogger theme

Senin, 31 Januari 2022

 

Perkiraan cuaca hari ini
Mendung, sedikit hujan, banyak lalu lalang kendaraan
Tapi hati tetap harus di sejukkan

Demi angin yang menerbangkan debu dengan kuat dan awan yang mengandung hujan
Demi langit yang mempunyai jalan-jalan juga kapal-kapal yang berlayar
Rindu memang seperti barisan mobil di kemacetan
Pelan, sangat pelan. Tetapi tidak pernah kehilangan tujuan

Racikan kopi hari ini
Arabica dengan racikan yang sebenarnya
Sedikit gula tanpa rasa manis yang meng-ada-ada
Tidak perlu susu dengan peran orang ketiga

Kopi. Ciptaan Tuhan paling jujur
Tidak pernah berpura-pura menutupi rasa pahitnya
Sekalipun ada campur tangan gula dalam rasanya

Adakalanya kita butuh berjalan sendiri
Hanya berteman desau angin, gemersik daun, gemersik air dan gesekan alas kaki
Bukan untuk menjauh dari keramaian
Tapi hanya untuk menghirup sedikit demi sedikit kedamaian

Tiada mentari bagai malam yang kelam
Tiada tempat untuk berlabuh
Bertahan terus berharap
Sang Pencipta selalu disisimu

Semalam aku menulis puisi di luar angkasa
Ternyata tempat terbaik menulis puisi bukanlah di sana
Namun di ruang rindu, yang engkau ciptakan setiap kali aku mendo’akanmu

Pagi, jangan bangunkan aku bila aku bermimpi tentang gadis di hati
Biar kuselesaikan mimpi agar embun tidak jatuh
Seandainya ini bisa di sebut puisi, aku ingin namamu menjadi rumah
Bagi seluruh kata-kataku

Seandainya ini sebuah rindu
Aku ingin pelukanmu menjadi alamat
Satu-satunya yang aku tuju

Matamu, langit senja dengan sejuta sajak cinta
Bila malam tiba dan “menghapus seluruh kegelapan cahaya”
Ia tetap tenang dan terang merawat kecemasanku

Bibir hujan pecah, mencium kening malam basah
dan kita, setelah kopi pertama berbagi resah
Yang belum kunjung sudah

Jarak antara pagi dan senja
Hanyalah secangkir kopi
Rindulah yang memuatmu begitu jauh

Jika senja datang di akhir petang
Maka layaknya pelangi jadi penyandang
Namun jika kepastian itu benar akan datang
Maka harapan-pun tidak bersudut pandang

Semua hanya tentang waktu
Tunggu dan tetap do’akan itu
Jangan pernah berubah ataupun menyerah

Gambar; Sesabar Air menembus batu


 

Minggu, 30 Januari 2022

 

Udara malam ini dingin sekali, andai peluk kukirim dari sini
Ia akan tiba menggigil di pintumu
Sudah saatnya engkau memejamkan mata
Sedang aku yang berjaga, mengawasi dunia dari pelupuk mata

Malam telah memastikan langkah kita terhenti sejenak
Di dalam kesunyian, jiwa merindukan keindahan surga keabadian

Di dalam cahaya-Mu aku mencintai
Di dalam keindahan-Mu aku menulis puisi
Di dalam pemberian-Mu aku bersyukur

Di bawah malam, kukirimkan pesan
Berupa rayuan kepada pujaan
Kali ini kusematkan sungai di katanya
Agar mengalir rasa ini menuju muara-Nya

Sudahkah engkau terima ?

Baca nyawaku di dalamnya
Kata-kata rahasia paling biru, yang kuwarnai menjadi jingga
Untukmu yang pandai membawa cerita

Di batang pohon mangga, meja-meja sekolah
Halaman buku pelajaran, langit malam dan bagian rasi bintang
Namamu ada di mana-mana
Ketika orang-orang menampilkan senyuman

Ceruk manis di pipi kananmu dan sebuah titik hitam di dahi kiri
Semesta memang seperti ini
Meneduhkan hati untuk jiwa-jiwa yang hidup

Ia tumbuh tanpa bantuan keindahan yang nampak
Bukan kondisi dan tampilan
Bukan karena memiliki alasan
Tetapi karena hasrat dan getaran

Berkisah pada jarak yang menjadi semu tanpa temu
menanti waktu, aku dan kamu mengucap rindu
Mungkin jarak kita memang sejauh antartika
Namun yang membuat dekat adalah cinta antarkita

Aku tidak menghalangimu di cintai oleh siapapun
Aku tidak marah jika mereka takjub dengan keindahanmu
Aku tidak menghalangi mereka yang ingin memilikimu
Tapi aku tidak ingin siapapun melukaimu
Juga aku tidak ingin ada yang menginginkan dirimu
Di miliki seperti aku menginginkanmu

Barangkali engkau belum sadar nona
Dari kepingan jarak tempatmu bernyanyi
Pernah ku curi tawa paling bernada milikmu
Yang kala itu temaram berpayung rembulan

Bulan melengkung tersenyum
Pada rindu-rindu yang baru
Yang menanti malam minggu
Untuk segera bertemu

Empat tahun telah mencapai hilir
Terlewati oleh aku meski tanpa engkau dan temu
Semusim mengawal waktu mengalir
Namun hanya engkau yang di bakar rindu

Kita memang punya keinginan
Tetapi keadaan punya kenyataan
Kita adalah pemeran tanpa skenario
Sang Sutradara selalu memberikan kejutan di setiap episode
Begitulah takdir yang di dramakan

Kenangkanlah gumam pertama pertemuan tidak terduga
Di suatu kota, di suatu hari kemarau
Di keasingan rindu, di suatu perjalanan biru

Kenangkanlah bisikan pertama
Risau pertarungan kembara
Rahasia perjanjian sunyi

Kenangkanlah percakapan pertama
Gugusan waktu, nafas dan peristiwa, mungkin hanya angin, daun dan debu
Pesona terakhir nyanyian sajakku

Sajakku tidak pernah menuliskan tentang kepergian
Ia hanya di utus untuk menghapus fana
Tentang bualan dan kehilangan
Di hadapan cinta, kamu selamanya

Aku menulis waktu yang kelewat Jahannam di tubuhku
Detak-detiknya menyiratkan sekian kenangan
Yang ingin di do’akan

Aku menulis kamu yang kelewat rindu di jiwaku
Detak nafasmu menyiratkan sekian jarak
Yang ingin di pertemukan

Untukmu yang setiap malam membuka selimut
Curhat kepada Tuhan-Mu dengan bersujud
Berwudhu dan shalat tahajud
Semoga pertemuan kita terwujud

Do’a-doa yang di Aamiinkan
Tidak pernah Tuhan diamkan
Suatu saat akan Tuhan beri jawaban

Gambar; 1


 

 

 

 



 

Jumat, 28 Januari 2022

Gambar; Kekasih 


Di bawah langit yang gelap dan di langit yang terang
Kepada malam untuk di sampaikan
Kepada siang bertanya-tanya untuk mengirim pesan

Malam telah datang, senja tenggelam, rindupun kusimpan
Untuk nanti kusampaikan kepada Tuhan
Saat malam memelukan gulita
Dari setiap do’a-do’a yang aku pinta
Karena ada yang tak tenggelam ketika senja datang yakni “Rasa”

Perjuanganmu untuk masa depan!! selalu menjadi tema dalam do’aku
Meski jarak membentengi kita, tetaplah yakin bahwa tak perlu menympan risau di dalam kepala

Seribu siang juga seribu malam
Tidak cukup waktu untuk menghitung
Berapa rindu berdenyut di jantungmu

Aku bukan tidak rindu, kekasih
Tetapi telah lama rasa itu
Kutenggelamkan di laut air mataku
Agar lekas engkau berlayar menujuku

Semoga do’a-do’a terus mengngangkasa
Seperti seanggun warna senja menyapa
Agar bara tetap ada, tidak kenal usia muda

Telah kuterbangkan namamu
Dengan sayap-sayap suaraku
Kulangitkan dengan sayup-sayup do’a paling merdu
Menafsir cinta menafsir rindu


Kamis, 27 Januari 2022



Mencari jalan dalam terpaan angin
Berteduh dalam terik
Hingga bersandar dalam hujan

Aku letakan mimpi-mimpiku di dalam do’a dengan penuh keyakinan
Aku titipkan kepada lautan serta angin yang terbang ke angkasa
Maka hanyutlah ia bersama sang samudra juga bersama suara lembut tidak bernyawa

Diam sendirian tidak sama dengan kesepian
Justru akan menemukan banyak jawaban
Karena kesunyian adalah bahasa Tuhan

Yang cepat belum tentu tepat
Yang terlambat belum tentu telat

Sendiri dalam sabar
Memang tidak seindah berdua dengan pacar
Tetapi berdua dengan pacar
Tidak semulia sendiri dalam sabar

Jika sudah musim-Nya hujan akan turun
Jika sudah masa-Nya bunga akan mekar
dan jika sudah waktu-Nya do’a-do’a pasti terkabulkan

Untukmu yang tidak memandang fisika
Semoga pintu-pintu rahmat-Nya terbuka

Karena cinta terlahir dari hati yang berada di dalam dada
Bukan dari mata, Bila dari mata maka tidak adil bagi sibuta!!
Lantas bagaimana ? engkau mencintai Yang Maha Pencipta

Jangan hanya mempersiapkan dengan siapa
Nanti jodoh yang akan kamu nikahi

Siapkanlah jika namamu di sebut di toa masjid
Dengan kalimat “Inna lillahi wa inna ilahi…”

Saat suara lengkingan indah di kumandangkan di masjid, dengan di penuhi si tua
Karena sadar sedang meniti usia senja
Tapi si muda amat lupa, bahwa maut tidak kenal usia

Yang sementara adalah dunia
Duka ada akhirnya
Bahagiapun tidak selamanya
Saat kita tidur akan terlupa
Ketika mati tidak akan di bawa

Yang akan kekal adalah amalan kita
Bila buruk maka akan celaka
Bila baik mendapat nikmat selama-lamanya

Maka jangan susah karena dunia
Jangan putus asa saat kesulitan mendera
Dengan pertolongan Sang Pencipta
Kita pasti akan bisa melalui semua
Saat Iman tetap terjaga
Kita pasti akan bahagia


Gambar Fisika-Mate-mati-ka

 

Perjalanan tak selalu tentang berjalan
Terkadang kita butuh waktu untuk berhenti
Menambah perbekalan meriksa kembali kemana arah dan tujuan

Jangan memaksakan diri, lebih baik berhenti
Istirahatkan raga hilangkan penatnya hati
Koreksi diri mungkin ada hal-hal yang terlupa atau harus di benahi

Jangan hanya tahu cara untuk pergi
Tanpa mau memperbaiki
Mungkin kamu senang berpindah haluan
Tanpa mencoba fokus ke satu tujuan

Memahami mengerti bahwa memilih pasangan
Ini bukan hanya tentang sesuatu cinta
Ini tentang menemani ibadahmu
Sampai waktu-Nya menutup mata

Namu ada beberapa yang perlu mendapat perhatian
Sebelum kita menempuh perjalanan panjang
Bila Ijab-Kabul telah tertunaikan
Bahwa kita telah siap untuk bisa memahami
Serta saling mengerti sevisi-semisi

Kita di lahirkan memiliki kekurangan dan kelebihan
Menuntutya untuk sempurna sesuai yang kita inginkan
Seperti membengkokkan kayu secara perlahan

Sevisi, keluarga seperti apa yang ingin kita bangun
Sebab berjalan tanpa tujuan adalah hal yang sangat melelahkan
Cukup banyak mereka yang berhenti di tengah jalan
Karena di awal visi hendak di bangun buram

Semisi, untuk mengngokohkannya dengan do’a-do’a
Serta yakin akan pertolongan-Nya bisa dan mampu meraih bahagia
Terpenting adalah keridhoan-Nya
Mendapatkan rahmat-keberkahan
Dijadikan keluarga damai sejuk lagi tentram
Karena ini merupakan suatu ibadah yang panjang

Gambar; Visi-Misi


Selasa, 25 Januari 2022

 

Ada yang rela menunggu dengan sabar
Hanya untuk sebuah kabar
Ada getar yang getir ketika diheningnya malam
Layaknya menggali rindu pada saat malam memelukan gulita
Ibarat sebuah lagu yang berbisik
Berlirik mengganggu menagih rindu untuk sebuah temu
Karena peluk menjadi tempat untuk pulang
Ketika dunia mulai terasa tidak nyaman

Kabel-kabel saling melilit
Melingkar-lingkar menjadi kusut dan mematikan
Isi di kepalamu, tidak jauh beda!!

Ada yang mencintai dari jarak jauh
Dari jarak-jarak yang berusaha membuat rapuh
Tetapi ada do’a-do’a yang membuatnya menjadi utuh

Meski pintu rumah dan hatimu di tutup rapat
Akan ada yang terungkap, dari seseorang yang ingin aku dengar
Entah itu rasa cemburu yang selama ini terasa pilu
Atau rindu yang selama ini malu-malu

Bulan melengkung tersenyum
Pada rindu-rindu yang baru
Yang menanti malam minggu
Untuk segera bertemu

Maghrib ini dalam do’aku
Engkau menjelma angin
Yang turun sangat perlahan dari nun di sana
Bersijingkat di jalan
Menyentuh-nyentuhkan air mata yang jatuh di pipi
Hingga menyejukan isi di dalam hati

Rindu ini di kuatkan oleh do’a-do’a
Yang tabah di uji jarak antar kota

Gambar; Bundaran HI


 

Selasa Puisi
Menyebut pertemuan “malam” di InstaStory
Menyusun juga menyitir puisi
Untuk mengetuk pintu hati
Para kuli tambang, usai seharian membanting tulang

Di rasa sudah kalah telak oleh kerasnya dunia
Sang anak itupun pergi pulang untuk berkunjung ke ibunya
Berharap kuat dan tabah mengalir di nadinya
Meminta Restu dari bawah telapak kakinya

Bila ada kesetiaan yang tidak luntur oleh cuaca
Sukma-Purnama adalah salah satu pemiliknya
Sebab, hanya melihat tanpa pernah menyentuhnya

Diantara serbuk sari
Pelajarannya akan berkelana
Menumbuhkan kisah baru yang jauh lebih indah
Siapapun yang sabar dan tabah seperti bunga
Akan indah seperti Purnama dan Sukma

Ku tatap langit malam ini untuk ku titip rindu
Ku harap angin akan menyampaikannya padamu.

Gambar; Sukma-Purnama

Senin, 24 Januari 2022


Kita pernah sedekat nadi
Jauh seperti sejaunya matahari

Merangsang bayangan yang setia
Mengonstruksikan jejak menyusuri indahnya bumi

Tertutur bukan masalah geografis
Ada bingkai merayakan hidup
Ada perasaan yang tertinggal

Membawa melintasi ruang-ruang imajinasi
Dari sendunya lampu-lampu ibu kota, bentangan pulau dan lautan

Merengkuh manisnya cinta, tetapi di saat bersamaan
Menelan pahitnya penghianatan

Jiwa periang hilang seketika
Berubah menjadi melankolis
Kau telah mengutuk hati ini
Hingga meneteskan bulir-bulir air mata

Mewujudkan impian yang ingin baru di mulai
Lalu kau siramkan air garam mematikan

Gambar; Sungai Kapuas



A    ku titipkan
S    salam lewat
S    emilir
A    ngin dan
L    antunan asma
A    llah yang
M   asih melekat pada
U    mmat-Nya
A    ndai
L    angit mendengar
A    ku
I     ngin
K    irimkan
U    capan, aku
M    erindukanmu

"Do’a terbaik" Mungkin, laki – laki yang menikahi wanita solehah, itu sudah biasa,
akan tetapi laki – laki yang berusaha membawa wanitanya untuk menjadi bidadari syurga, itu sungguh luar biasa.

Jika ada seserang yang di takdirkan untukmu, sejauh apapun dia, sesering apapun dia singgah, dia pasti akan kembali, meski terkadang perlu air mata untuk menerimanya.

Di samping itu jangan pernah lupa untuk berdo'a dan berusaha
Do'a-do'a yang sering kau ucapkan, mungkin akan tiba di masa yang akan datang, karena kita tidak pernah tahu do'a yang mana dan usaha yang keberapa yang akan terkabul.
Karena tugas kita hanya memperbanyak.

Jika banyak orang-orang di luar sana bilang; 
"Jangan bermimpi terlalu tinggi, dan jangan berharap mimpimu menjadi nyata, kamu itu orang biasa, jalani saja yang sewajarnya"

Tak apa, mimpi kita memang terlalu tinggi
Tetapi mereka, tidak punya mimpi !!

Karena tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk di capai, yang ada hanya terlalu rendah untuk melangkah, cukuplah kamu berjalan dalam mengejar mimpi, tak perlu berlari
Karena hidup itu tentang sebuah perjalanan, bukan pelarian.

Dan setiap orang berhak mempunyai mimpi
Tapi tidak semua orang bisa membangkitkan semangat tinggi
Maka bermimpilah dalam hidup, jangan hidup di dalam mimpi

Apabila semua orang sibuk mengejar mimpi setinggi-tingginya
Aku masih berada di tempat terendah, untuk mengejar mimpi yang lebih tinggi dari tempat yang serendah-rendahnya.



Gambar; Sukma Indra



 Tatkala rindu mulai berulah

Malam hanyalah film bergenre sepi
Kadang tak sisakan apa-apa selain puisi

Bacalah Seperti Lengkung pelangi setelah gerimis
Sebelum malam membungkam dalam selambu kelam
atau Seperti rona kehadiran malam pada serambi petang
"Itulah gubahan tentangmu dari lubuk hati yang terdalam"

Rintik gerimis yang berselimut rindu
Mulai turun menambah kegelisahan rasa
Di sela-sela tegukan kopi hitam di saat malam

Lalu suaramu mendengung di Sanubari
Dan menghantui relung jiwaku
Menerka sosok rupamu
Bagai jatuh cinta pada suara adzan
tanpa tahu sang muadzin

Pada waktu yang semakin renta
Aku hanya mampu menuliskan sebait cerita
Tentang Rasa yang Tanpa ujung
Se-iring denyut degup di dalam palung

Meski raga tak mampu mendekat
namun rasa seakan  terikat tanpa sekat

Sampai waktu gulita menyunting sepi
Aku hanya mampu memahat sebaris do’a
Dalam sedangkup ikhlas yang bertengadah
Mengiring mimpi indah dalam setapak lelapmu
Hingga akhirnya kau akan terjaga pada pagi yang rindu

Rindu sengaja memberi rasa sesak yang hebat di dada
Karena tuhan ingin selalu mendengar kita
untuk mengadu dan berdo’a kepadanya

Di balik kaca yang berdebu
Aku sangat merindukanmu

Jika engkau tahu
Kepadamulah rindu ini tertuju
Kepadamulah rindu berlabuh

Kepada waktu
Aku titipkan rindu yang tak terjeda
Walaupun hanya lewat Sebait do’a
Hamba Allah


Minggu, 23 Januari 2022

 

Sukma Indra

Tersenyumlah
Bukan karena hidup untuk memberikanmu alasan untuk tersenyum
Namun karena senyummu adalah alasan orang lain tersenyum

Tuhan
Beri aku senyum dan beri dia cinta
Jadi aku tersenyum dia jatuh cinta

Ciieee yang lagi senyum

Cinta itu seperti halnya angin
Kamu tidak bisa melihatnya
Tapi kamu bisa merasakannya

Tuhan sudah merencanakan aku dan kamu bertemu di suatu waktu

Jika engkau hadir
Hadirmu akan aku buat betah
Sehingga kau akan tinggal
Dan bukan sekedar singgah

Walaupun tidak bisa sekuat hujan yang menyatukan langit dan bumi
Jadilah selembut do’a yang menyatukan harapan dan takdir

Adaya di tanah yang menjadi saksi perpisahan
Adanya merajuk kepada kesetiaan
Adanya untuk meneduhkan
Untuk menemani jiwa – jiwa yang menjajaki ruang baru kehidupan

Sukma Indra
Memang, tampak begitu sederhana
Tangguh menerima keterbatasan
Dalam setiap kondisi yang ada

Tumbuh dengan bersyukur lalu mekar
Hingga mengubah pasir dan terjal
Menjadi sesuatu hamparan yang indah
Menjadi peneduh bagi setiap jiwa yang lelah
Tanpa kilau mahkota, namun bermakna

Nada – nadamu seakan berdenting
Memjemput kata – kataku dari hening
Bahkan cerita itu nampak
Hingga saat ini berbunga menembus cakrawala dan sukma

Bunga mengajarkan manusia untuk tidak berpura – pura
Bunga tetap harum walau tidak mengatakan dirinya bunga
Wangi bunga tetap tercium sempurna
Walau ia tak menunjukan dirinya


Ada yang diam – diam mencintai pagi, namanya fajar
Ada yang diam – diam mencintai siang, namanya terik
Ada yang diam – diam mencintai sore, namanya senja
Ada yang diam – diam mencintai malam, namanya bulan

Dan ada yang diam – diam mendo’akan kamu, namanya Aku



Selamat siang aku ingin menyapamu
Lewat hembusan angin yang tak tertahan
Dan semoga kamu mendengarkan

Sukma Indra
Jika titik menyelesaikan segala tulisan
Aku harap jangan samakan dengan perasaan

Kelak kita akan di pertemukan
Dengan yang membahagiakan
Mungkin tidak cepat tapi tepat

Tentangmu yang selalu aku ungkap lewat tulisan
Aku kagumi dari kejahuan
Dan aku cintai dalam diam

Aku memperjuangkanmu
Di setiap bait do’a dalam sujud panjangku
Suaraku memang tak terjamah di telinga
Tapi do’aku telah menggema di angkasa

Bila syahadat adalah janji setia kepada Tuhan semesta
Maka pernikahan adalah janji setia kepada istri sang buah mata

Selasa, 18 Januari 2022

 

Sukma Indra
Perempuan itu datang,
tatkala langit di rundung muram
Dengan badannya yang terbungkus mafela kelabu
Hujanpun datang bersama tenggelamnya matahari dari arah barat

Itu menunjukan,
bahwa rembulan dan bintang akan datang
Membawa senyuman manis di keheningan malam

Mungkin ada seseorang,
yang tidak pernah mengirimkanmu pesan
Tapi diam – diam menjadikanmu sebagai tujuan

Ia rela membuang waktu, demi hal yang tak patut di tunggu
Ia rela berlari, demi sesuatu untuk dimiliki

Walaupun ia sudah tau terkadang yang indah tidak diciptakan untuk dimiliki
Cukup di pandangi lalu di syukuri

Jika mungkin kau tak menginginkanku menjadi pengganggumu
Maka jangan biarkan bayanganmu bermain dengan imajinasiku

“Karena sukar ku mengukir tawa dalam genangan air mata”

Layaknya bulan yang memberikan penghargaan berupa penerangan

Dalam kehidupan, kamu juga harus memberikan penghargaan terbaik untuk seseorang yang menyejukan hatimu di setiap malam.

Laki – laki dan perempuan pada dasarnya adalah satu,
yang ketika hilang memunculkan rasa rindu,
keduanya dicipta bukan untuk saling beradu,
siapa yang lebih maju,
tetapi untuk saling membantu,
dalam do'a penghulu.

 

Geliat Mentari, gerakan tubuhku pagi ini
dan secerah harapan itu datang lagi menghampiri
Awan – awan kapas berpumpun menyajak langit pagi nan elok
Sedangkan kau gigih mematung mencapai mimpi – mimpi
Layaknya hawa yang mendamba buah khuldi

Pagi, lembaran kertas dan pena – penaku yang tak mau berhenti menulis
"Tentang Perempuan yang ingin bercerita"

Ia bukan ingin berbagi masalah, tapi hanya senang saat ada yang mendengarnya
Meski kuat berjuang sendiri, perempuan butuh teman untuk menggapai mimpi
Walau di anggap makhluk yang lemah, perempuan mampu menunjukan kekuatannya

Ketahuilah
Sesulit apapun perempuan untuk di mengerti
Satu hal yang pasti;
"mereka tidak layak untuk di kasari"

Karena ia tidak diciptakan dari tulang kepala, untuk menjadi pemimpin
Tidak pula di ciptakan dari tulang kaki,
untuk di injak – injak

Tidak pula diciptakan dari tulang tangan,
untuk di pukuli dan di aniayaya

Namun ia di ciptakan dari tulang rusuk yang mengelilingi hati, "untuk di cintai dan di sayangi"
Karena ia tercipta dari tulang rusuk yang paling lengkung, yang jika di luruskan,
maka ia akan patah

Tetapi, jika dibiarkan ia akan melengkung selamanya
Maka hendaklah kalian memperlakukan perempuan sebaik – baiknya

Pagi itu, sebuah pesan untuk laki – laki.

Senin, 17 Januari 2022

 


Duhai hati, tetaplah bersama kesabaran dalam penantian

Meskipun seperti bulan dan matahari
Yang saling mencari
Saling merindu
dan saling menunggu
Tapi tak pernah bertemu

dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji-Nya adalah benar

Karena tidak ada yang lebih indah;

Dari dua raga yang saling menjaga
Tidak bertemu, namun saling menunggu
Tidak berpapasan, namun saling memantaskan

dan sesungguhnya

Cintailah dia dari kejahuan
Cintailah dia dalam kesederhanaan dan keikhlasan
Namun jika memang belum mampu
Maka cintailah dia dalam do'a

Meski selalu jauh dalam jarak
Namun selalu ingin menjadi yang terdekat
Meski raga tak mampu mendekat
Namun rasa terikat tanpa sekat
.




 

Ketika engkau sedang berjuang meraih sesuatu
Jangan terbebani dengan seberapa jauh lagi yang harus di lalui
Tapi lihatlah seberapa jauh yang sudah kamu lewati

Disaat engkau sedang berjalan dan melihat ada seseorang yang mengungulimu dalam urusan dunia
Maka ungguli-lah dia dalam urusan akhirat

Berdo’alah menjadi bulan paling jatuh cinta
Seromantis seorang hamba
yang merayu Tuhan-nya saban lima waktu

Memohon agar hati di tenangkan dari segala perasaan rindu
Di tabahkan dari segala rasa ingin bertemu

Karena ada yang berpergian jauh
Menjelajah bersama angin
Sampai mendaki menjemput awan
Semata – mata hanya ingin mencari arti pulang dan menemukan ruang

Percayalah
Dibalik tiap –tiap air mata yang jatuh
Ada kemenangan yang tumbuh

Jika engkau tahu
Yang singkat adalah pertemuan, sisanya adalah bencana rindu yang berkepanjangan

Biarkan saja
Mereka tak tahu apa yang kita rasakan
Mereka hanya tau apa yang kita tampakkan.

Minggu, 16 Januari 2022

Terkasih

Bulan telah datang, malam sunyipun ditemani kopi
Selamat malam, kamu yang tak dekat dan tak jauh, yang menyelusup kedalam mimpi sepi dan selalu tertanam di dalam hati

Banyak; orang yang paling paham cara melukai hati, biasanya adalah orang yang paling di sayangi

Ketika dingin sudah mulai menyapu perasaan sendu malam ini, di jam ini, menit ini, bahkan detik ini, aku merindukan seorang perempuan yang sangat aku sukai dan tertanam di dalam hati

yang mungkin di balik setiap story
ada maksud tersembunyi, namun tak semua orang dapat memahami

Inginku menyampaikan pesan;
"Izinkan taatku menyatu bersama di wajah teduhmu,
Izinkan cinta dan rinduku terpatri kuat di dalam hati dan pikiranmu"

Untukmu Terkasih

Ku  tulis kisah ini di malam – malamku yang panjang.

Jumat, 14 Januari 2022

 1 hari, 24 jam, 1.440 menit, 86.400 detik.

Kita hidup bukan untuk mengalahkan orang lain
Namun kita hidup untuk mengalahkan diri kita yang kemarin

Tidak perlu merasa diri kita satu – satunya yang memiliki cobaan,
Semua manusia memiliki ujiannya sendiri – sendiri

Mungkin kamu tidak pernah tahu, tempaan apa saja yang sudah di berikan kepadanya
Kepahitan hidup apa saja yang sudah ia terima, dan pilihan – pilihan hidup hidup yang harus ia hadapi

Alun-alun surya kencana
Alun-alun surya kencana.
Pahamilah…
Paku yang bengkok, pasti jarang ada yang memukulnya, meskipun ada, pasti tidaklah keras
Tapi lihatlah paku yang kokoh, ia selalu di pukul dengan pukulan yang sangat hebat
"Seperti itulah kehidupan kita"

Dalam kehidupan
kita tidak pernah bertemu dengan orang yang salah
Hanya saja ada yang menjadi teman
Ada juga yang menjadi pelajaran

Karena hidup itu ibarat buku
Jika kamu tidak berani membuka lembaran selanjutnya
Maka kamu tidak akan pernah tahu, cerita apa berikutnya

Berhentilah untuk menyesali, mulailah untuk selalu mensyukuri
Berhentilah untuk meragukan, dan mulailah untuk melakukan

Jika kamu berfikir hidup ini cukup membosankan
Ketahuilah; hanya kematianlah yang abadi di kehidupan

Maka berdo'alah saat tak ada yang mampu kau lakukan
Karena do'a mampu untuk mewujudkan.


SUKMA INDRA