Tatkala rindu mulai berulah
Malam hanyalah film bergenre sepi
Kadang tak sisakan apa-apa selain puisi
Bacalah Seperti Lengkung
pelangi setelah gerimis
Sebelum malam membungkam dalam selambu kelam
atau Seperti rona kehadiran malam pada serambi petang
"Itulah gubahan tentangmu dari lubuk hati yang terdalam"
Rintik gerimis yang
berselimut rindu
Mulai turun menambah kegelisahan rasa
Di sela-sela tegukan kopi hitam di saat malam
Lalu suaramu mendengung di
Sanubari
Dan menghantui relung jiwaku
Menerka sosok rupamu
Bagai jatuh cinta pada suara adzan
tanpa tahu sang muadzin
Pada waktu yang semakin renta
Aku hanya mampu menuliskan sebait cerita
Tentang Rasa yang Tanpa ujung
Se-iring denyut degup di dalam palung
Meski raga tak mampu mendekat
namun rasa seakan terikat tanpa sekat
Sampai waktu gulita
menyunting sepi
Aku hanya mampu memahat sebaris do’a
Dalam sedangkup ikhlas yang bertengadah
Mengiring mimpi indah dalam setapak lelapmu
Hingga akhirnya kau akan terjaga pada pagi yang rindu
Rindu sengaja memberi rasa
sesak yang hebat di dada
Karena tuhan ingin selalu mendengar kita
untuk mengadu dan berdo’a kepadanya
Di balik kaca yang berdebu
Aku sangat merindukanmu
Jika engkau tahu
Kepadamulah rindu ini tertuju
Kepadamulah rindu berlabuh
Aku titipkan rindu yang tak terjeda
Walaupun hanya lewat Sebait do’a
0 komentar:
Posting Komentar